Advertisement

Kamis, 15 November 2012

TIPS MEMILIH OSCILLOSCOPE (3)

Berapa memory depth yang diperlukan?
Pada tips bulan lalu kami memberikan penjelasan tentang pentingnya sample rate. Namun, perlu pembaca sekalian ketahui bahwa tidak semua osiloskop dengan sampling rate tinggi memiliki akan melalukan pensamplingan semua data pada kemampuan maksimumnya.

Pada saat oscilloscope melakukan capturing waveform terutama long waveform, oscilloscope secara otomatis akan melakukan scaling actual sample rate. Scaling actual sample rate dilakukan berdasarkan 2 pertimbangan yakni time span (time/div) yang kita gunakan dan kapasitas memory yang masih tersedia.
Secara sekilas, tentunya kita mengetahui jika semakin besar kapasitas memory tentunya semakin banyak data yang bisa ditampung. Logikanya, oscilloscope dengan memory yang lebih besar akan memiliki kemampuan capture sinyal yang lebih besar. Akan tetapi, memperbesar deep memory akan menimbulkan masalah baru yakni “melambatnya” waveform update rate.

Hal ini dikarenakan dalam proses akuisisi data yang besar di memory memerlukan waktu yang lebih lama. Beberapa vendor oscilloscope saat ini mensiasati problem memory dept dengan membuat fitur manual memory depth selection. Biasanya, secara default setting memory depth berada dikisaran 10 K hingga 100 K. Jika nilai tersebut dirasa kurang,maka kita harus memilihnya secara manual. Singkatnya, mau tidak mau kita harus benar-benar memahami karakteristik sinyal yang akan di analisa sehingga kita dapat mengetahui kapan diperlukan penggunaan memory depth yang besar dan kapan cukup menggunakan defaultnya saja. Wow..ribet juga ternyata.
OK, secara pribadi saya setuju dengan pendapat pembaca bahwa aturan diatas terlalu ribet.
Berapa seharusnya memory depth yang efektif?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita kembali ke aturan awal bahwa memory depth bergantung daripada sample rate. Sample rate yang efektif bergantung pada bandwith oscilloscope dan besarnya band width terbaik sangat tergantung dari frekwensi maksimum sinyal yang akan kita analisa.
Kedua, kita harus mengatahui berapa lama time span sinyal yang ingin kita analisa.
Dengan demikian kita dapat gunakan formula:

Required Memory Depth = Time span / Sample interval
Contoh :
Kita memiliki oscilloscope dengan spesifikasi sample rate 2 GSa/s dan time span 200mS (200us/div)
Maka
Sample interval = 1/SR    = 1/(2GSa/s) = 500 ps
Memory depth = 200mS / 500ps
= 4 MB

Sebagai vendor high end oscilloscope terbesar di dunia, agilent memiliki teknologi Mega Zoom yang mana teknologi ini adalah teknologi yang mengatur penggunaan memory lebih besar tanpa mengurangi kecepatan update rate. Canggih gak harus ribet kan?

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan : Silahkan berkomentar dengan sopan. Dilarang keras menaruh URL/Link website di kotak komentar karena akan langsung dihapus. Pilih profile Name/URL apabila ingin meninggalkan link/backlink.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More